INILAH.COM, Jakarta - Mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid enggan menjadi penengah untuk memediasi konflik antara pendiri PKS Yusuf Supendi dengan sejumlah elite PKS.
"Saya hanya bagian dari PKS sekaligus deklarator PK. Oleh karena itu, saya tahu persis apa partai ini. Tapi memposisikan seolah-olah kemudian semua berpulang kepada saya itu tidak tepat. Ini adalah organisasi, ada aturan mainnya, ada AD/ART, ada mekanisme disiplin," tegas Hidayat di Gedung DPR RI, Selasa (22/3/2011).
Namun, Hidayat berharap konflik Yusuf dengan sejumlah elit partainya diselesaikan di internal secara baik-baik. "Yang penting kemudian dikomunikasikan didialogkan. Tapi ada baiknya jika semuanya dibawa ke dalam, dikomunikasikan secara maksimal, kita selesaikan di dalam. Dan dengan cara itu lebih maslahat," harapnya.
Hidayat menegaskan semua kader PKS satu dan setara. Tidak ada dikotomi tua-muda. Ia juga mengaku dekat dengan semua elit partainya."Saya juga sahabat Pak Luthfi, saya sahabat Pak Anis, sama pada hakekatnya. Kita itu satu sesungguhnya. Bahwa dalam organisasi ada yang memberi kontribusi lebih atau kurang, ada yang melanggar hukum, bahkan menghadirkan produk-produk hukum, ya itulah dinamika dalam berdemokratisasi," tuturnya.
Hidayat menepis terjadi putus komunikasi antara generasi tua dan muda di internal partainya. "Nggak betul itu. Dari sisi komunikasi, jalan terus. Saya biasanya disebut kelompok tua. Tapi saya menghadiri pertemuan kader malam Minggu kemarin, kita hadiri pertemuan kader se DKI, tua-muda campur di sana. Dari sisi kader tidak ada masalah sama sekali. Di PKS tidak mengenal dikotomi itu," tandasnya
http://nasional.inilah.com/read/detail/1346972/hidayat-nur-wahid-tak-mau-jadi-mediator-islah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar