Selasa, 22 Maret 2011

Wakil Gubernur Sumatera Utara selalu diingatkan bahwa ini adalah nasi rakyat

Menjelang naiknya posisi Wakil Gubernur Sumut, H Gatot Pujo Nugroho ST menjadi Penjabat Gubernur Sumut, selalu saja ada yang ingin ditelisik para jurnalis. Termasuk persiapan sang istri, Sutias Handayani Gatot.

“Jangan ditanya saya siap atau nggak siap dong. Memangnya kalau saya nggak siap, Bapak harus cari istri yang sudah siap?” ujar Sutias, seraya tertawa saat berbincang dengan sejumlah Jurnalis Perempuan Kota Medan yang datang ke kediamannya akhir pekan kemarin, Sabtu (19/3).

Dalam perbincangannya dengan para Jurnalis tersebut, Sutias meminta agar pertanyaan diganti dengan bagaimana persiapan dirinya dan keluarga, menjelang Wagub Sumut menjadi Pjs Sumut. Ibu 5 putri ini kemudian membeberkan, sama sekali tak ada persiapan khusus. Karena selaku istri seorang politisi, dia harus siap dengan segala situasi. Baik menaik, ataupun menurun.

Sebagai istri politisi, sambung Sutias, ia selalu menekankan kepada 5 anak-anaknya, agar siap dengan segala kesibukan Abi (Ayah-red). Efeknya, sejak menjadi Wakil Gubernur Sumut, seluruh anak-anaknya bisa memahami, jika pimpinan keluarga tak punya banyak waktu di rumah, karena harus memimpin orang banyak.

“Dulu kita bisa sering makan bersama, tapi sekarang, jadwal makan bersama bisa dihitung dalam sepekan. Saya selalu tekankan kepada anak-anak. Bahwa Abi kita bukan milik kita lagi seutuhnya, tetapi milik orang se-Sumatera Utara. Saat makan, saya sering ingatkan anak-anak, Nasi kita ini, bukan Abi yang kasih. Tapi rakyat yang kasi. Jadi kita harus rela. Kalau rakyat minta Abi kita, ya kita harus siap,” tutur Sutias.

Selain bisa mengatasi persoalan anak-anak, sambung Sutias, seorang istri juga dituntut untuk mampu membantu mengatasi persoalan suami. Termasuk dalam hal mengatur pertemuan berkualitas bagi keluarga. “Sekarang kan sudah banyak alat komunikasi. Ada handphone dan banyak lagi pilihan komunikasi. Jadi tidak terlalu sulitlah untuk mengatur kualitas pertemuan dan komunikasi,” katanya lagi.

Saat disinggung tentang besarnya peranan istri dalam mempengaruhi suami untuk melakukan korupsi, Mantan Anggota DPRD Deli Serdang ini membantah. Karena menurutnya hal tersebut sangat ditentukan oleh kualitas pribadi dan kualitas keimanan masing-masing. Terpenting menurut Sutias, adalah bagaimana bisa memberikan pengaruh dan pembelajaran untuk menjaga kualitas keimanan. Karena ketika keimanan dijaga, maka kualitas diri juga terjaga. Untuk itu, keluarganya biasa belajar antara satu dengan yang lain. Ada kalanya istri belajar dari suami, ada kalanya mengambil pembelajaran dari anak-anak, bahkan ada kalanya bisa ikut memberi pembelajaran kepada suami dengan cara yang tidak sombong.

“Jabatan itu tidak merubah diri kita. Tapi yang namanya karakter, masih tetap bisa diubah. Kalau buruk, kenapa dipertahankan,” tandasnya.***

Info Lainnya silahkan klik link dibawah ini :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Klik Iklan

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK), adalah sebuah partai politik berbasis Islam di Indonesia. PKS didirikan di Jakarta pada 20 April 2002 (atau tanggal 9 Jumadil 'Ula 1423 H untuk tahun hijriah) dan merupakan kelanjutan dari Partai Keadilan (PK) yang didirikan di Jakarta pada 20 Juli 1998 (atau 26 Rabi'ul Awwal 1419 H).

Tinggalkan Pesan

Twitter Account

Catatan Harian Anak Jalanan

Iklan

Berita Hidayat Nur Wahid

Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates